Refanes
Refanes telah berkarya sejak tahun 2008. Hingga saat ini kami telah mendistribusikan produk2 kami tidak hanya di pasar lokal namun juga di pasar export. Kami menjamin bahwa produk kami sesuai dengan standar kualitas global. Refanes adalah Produk untuk Busana muslim anak dan keluarga. Mulai dari produk berupa Bedong untuk bayi, Jilbab anak, Gamis anak, Gamis remaja, hingga ke busana Sarimbit Keluarga. Memberi pilihan desain busana muslim Anak yang unik dan beraneka warna
SEJARAH REFANES
Pada awalnya, ketika masih tinggal di Surabaya, pada tahun 2007, aktifitas wanita kelahiran Malang 28 Agustus 1978 ini hanyalah seorang ibu rumah tangga dengan 1 orang anak bernama Hanadia Refa Saifana. Namun terkadang merasa jenuh dengan rutinitasnya, karena selain mengurus rumah tangga tentu menjadi kewajiban, ia juga ingin melakukan aktivitas lain di luar itu. “Pokoknya greget ingin melakukan sesuatu, saya ingin berkarya…”, kenang Nines.
Ibu Nines yang Sarjana S1 Desain Produk ITS Surabaya, lantas mencoba membuka sanggar lukis anak. Bakat melukiskan dari ayah dan ibunya, tampaknya menurun pada dirinya. Melalui sanggar lukis anak inilah Nines banyak bersinggungan dengan anak-anak perempuan.
Sebagai seorang muslimah, Nines merasa terpanggil untuk memberikan edukasi sedini mungkin kepada anak-anak perempuan dari keluarga muslim, agar menutup auratnya dengan kerudung. Saat itu, Nines berfikir, bagaimana caranya agar mereka merasa nyaman dengan kerudung yang dikenakannya.
“Saya punya idealisme yang kuat agar anak saya berkerudung setiap hari. kapan di sanggar saya membaca buku psikologi anak tentang bagaimana mendidik anak sejak dini. Lalu iIlmu desain yang berhubungan dengan pasar, harus ada diferensiasi. Memunculkan sesuatu yang berbeda”, tutur Nines.
Nines memang ulet, selain membuka sanggar, Nines juga sempat berbisnis roti yang resepnya di dapat dari buku. “Setiap hari roti dibawa dan dijual oleh suami dikantornya, Semen Gersik,” kenang Nines.
Pindah ke Banyuwangi
Awal Agustus 2007, Nines harus pindah rumah ke Banyuwangi, karena suaminya, Agus Widodo, mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi S2 di ITB, Bandung. Terang saja, pendapatan keluarga ikut berkurang, “Padahal, posisi suami saya saat itu sudah Eselon dua,” kata Nines.
Karena hanya mengandalkan biaya dari suaminya, Nines mulai mencari kegiatan sebagai tambahan penghasilan. Disela-sela kegiatan melukis, terlintas dibenak Nines untuk mendandani anaknya dengan kerudung, “Dari situ saya mendapatkan ide membuat kerudung, yang bertema binatang,” ujar Nines.
Setelah desain jadi, Nines memilih seorang penjahit yang ingin dibuat. Alhamdulillah, Nines diberi dua mesin jahit oleh orangtuanya. “Modal awal saat itu sekitar Rp 4 Juta” katanya. Uang pinjaman ini dipakai membeli sekarung bahan kaus, benang dan yang lainnya serta membayar penjahit.
Masalah mulai muncul karena memiliki pengalaman memasarkan produk. Tak heran bila orang meragukan kemampuan Nines menjalankan bisnis.
Keraguan ayah bunda melecut semangat Nines, “Saya ingin membuktikan kepada orang tua kalau saya bisa berusaha sendiri”, ujar Nines.
Tekad yang kuat itu dibuktikan Nines dengan menyewa ojek perempuan, lalu berkeliling menawarkan sendiri penjualan dari toko ke toko.
‘Saya nawar-nawarin ke 3 toko sendiri. Meskipun jahitannya kurang bagus, ga pake mesin obras namun sambutannya cukup luar biasa. Mereka bilang kok ini lucu ya, kok aneh ada antenanya. Mereka langsung pada pesan”, kenang Nines.
Kerja keras Nines berbuah manis. Respond toko terhadap kerudung imajinatif buatannya sangat bagus hingga produk habis terjual, “Mungkin karena saat itu belum ada kerudung anak seperti itu,” cetus Nines.
Pindah ke Bandung
Januari 2008, Sembilan memutuskan hijrah ikut suami ke Bandung. Usaha yang dirintisnya pun diboyong ke Kota Kembang. Di kota ini, Nines mulai banyak mengetahui segala jenis kain, mesin jahit hingga sistem konveksi. Meskipun selama 3 bulan pertama di Bandung Nines banyak melakukan kesalahan-kesalahan mendasar seperti salah membeli kain dan mesin jahit.
Di kota ini pula, beliau dan suami mulai serius menjalani usaha ini dengan melabeli produknya dengan Brand Refanes, yang diambil dari penggabungan nama pertama Refa (Hanadia Refa Saifana) dan Nes dari nama dirinya Nines Widosari.